Archive for November 2014


Hei, Minna ... ^_^ This is my story at Klayar beach. Pada Sabtu, 8 November 2014 saya mengunjungi Pantai Klayar, with my Mom <3 Aku diajak my momma kesana saat piknik kantornya. Sebenarnya sih tujuannya bukan cuma di Pantai Klayar... but the most amazing for me is this !  Hari itu aku ijin untuk tidak masuk sekolah -.-v/ "but Ow yeah! This is my great chance to join! "  •ू(ᵒ̴̶̷ωᵒ̴̶̷*•ू) )੭ु
Well, Pantai Klayar itu pantai yang extremely Amazing like a precious treasure tapi ombaknya ganasss... T.T

Okay guys, I'll tell you more about it now. 。(⌒∇⌒。)

For me, pantai klayar itu merupakan salah satu perhiasan indah Kota Pacitan, Jawa Timur. Pantai ini masih asli. Belum banyak bangunan berdiri di sekelilingnya. Perlu ekstra sabar untuk mendatangi lokasinya. Sebab, jalan menuju kesana cukup sempit, penuh tanjakan, dan kelokan tajam. Waktu itu, jalannya juga masih progress diaspal. Jadi gronjal-gronjol masih ada. Bagi penyuka keindahan alam, justru momen-momen perjalanan ke sini akan menjadi tantangan yang menyenangkan. Namun saat itu, saya naik mobil pick up, yakni angkutan desa yang udah disediakan di sana karena bus pariwisata tidak bisa masuk ke lokasi. *ya iyetlahh, greget tauk kalau jalan!! xD*

Hwao, ketika sampai di situ, Ma sha' Allah~ that such a great scenery that I have ever seen ! (❀ฺ´∀`❀ฺ)/

Pantai ini cocok banget untuk selfie di segala sudut tempatnya. Pasirnya putih dan luas, serta terjaga kebersihannya. The first thing that I was looking for is ... "Tourist !!" Iya, turis.. turis bule maksudku. But oh, what a but! There was no "bule" ??! Grrr, gagal deh rencanaku yang pingin foto bareng bule xD
But BTW guys, tau seruling laut gak? Hwao, aku terkejut banget dengan keindahannya .! *gigit jari*

★Seruling Laut★

Do you know that Pantai Klayar terkenal akan seruling lautnya? Dulu, disebut batu mancur. Wait, jangan dibayangkan bentuk seperti seruling, ya :v . Yang disebut seruling laut sebenarnya hanyalah sebuah lubang atas terletak di atas punggung gugusan karang. Karang ini disebut Tompak. Membentang di bagian timur pantai. Berfungsi sebagai benteng dari gempuran ombak. Bagian bawah bukit karang ini berongga hingga tembus ke bagian atas. Jika ombak sedang sangat besar dan kuat, air akan menyembur ke udara melalui rongga dan lubang itu. Saking kerasnya hantaman ombak itu sampai menimbulkan bunyi seperti siulan. Itulah kenapa, ia disebut seruling laut. Wew, asyik kan?
Nah ini dia, my friend, yang baru kenal dah asyik banget orangnya... dia mengabadikan video ini lewat kamera HP-nya. :-D

My Friend?? Ha, kok bisa? Yet, namanya Dennisa. Ia sekolah di SMPN 1 Kediri. Orangnya nge-fer banget walau baru kenal. Dia suka banget sama K-Pop. *kok beda banget sama aku, ya?* However, but I called her as my "friend". Tapi dia juga suka Animee :3 Kita pun omong-omongan sepanjang jalan. Ternyata, dia tu kelas 8B, dimana aku mengenal salah satu temannya, yakni Diesta. Aku kenal Diesta pas iseng-iseng join di grup SMPN 1 Kediri sana..
*Lo, aku kok jadi curhat..? * (•﹏•)

#With my friend
★Waspadai Ombaknya★
Warning !! Udah ku katakan ombak di pantai ini ganass ... bahkan tak ada orang yang berani berselancar di sana.
Yap, Pantai Klayar memang terkenal akan ombaknya yang ganas. Terutama ombak di sekitar Tompak. Karena itu, pengunjung harus ditemani pemandu jika mau naik ke Tompak. Sebab, sudah beberapa belas orang hilang ditelan gulungan ombak di tempat itu. *hiii.. ngeri !* Asal hati-hati dan menaati nasihat pemandu, bermain di atas Tompak cukup aman. (Y)

★Karang Bolong★

Di sebelah barat pantai, ada tebing yang cukup tinggi dan menjorok ke laut. Bagian tengah karang ini berlubang, sehingga menyerupai jendela yang sangat besar. Itulah kenapa, karang ini dinamakan karang bolong. Pada waktu senja mulai turun, karang ini sangat indah difoto. Sebab, langit di ufuk terlihat kemerahan. Bias sinar matahari sebagian menerobos masuk melalui lubang karang itu. Indah sekali !!!

Seneng banget deh, pokoknya. The scenery was very Exotic ! I love beach soo much. I love to go for walks along the seashore in the warm sunshine and watch the water~ Okay guys, sekian dulu yet yang aku sampaikan... tunggu Next story ku yet(?) Jaa Mata ! ヽ(^。^)丿

Bergetar Digempur Ombak Pantai Klayar ヾ(*´∀`*)ノ

Author : Alsy Taqiya Comments : 0
- dreams time.com -

Pada suatu hari, ada seekor kelinci bernama Michi. Ia sangat senang dengan boneka kesayangannya, yang ia namakan Flory. Baginya tidak ada teman sesepesial Flory. Ia menaganggapnya sahabat, meskipun hanyalah boneka. Boneka itu ia temukan di pinggiran Pantai Klayar minggu lalu bersama Pak Beruang.

"Yack ! Kau semakin cantik, Flory..." katanya sambil menyisir rambut bonekanya.
"Michii... ayo kita sarapan dulu !", kata ibu Michi.
"Iya, bu..."

Setelah berjalan ke ruang makan, Michi sangatlah senang dengan masakan ibunya.

"Ibu.... Kau memang koki yang hebat ! masakan wortel ibu sangat enak. Michi suka sekali :D"
"Hehehe.. ibu kan tahu makanan kesukaanmu." kata ibu sambil tersenyum.
"O ya, Michi, nanti ayah pulang. Di hari liburan yang panjang ini, kita akan pergi ke Pulau Kodok untuk berlibur bersama Paman Gober dan cucu-cucunya. Setelah makan, segeralah kamu siapkan barang-barangmu. "
"Horee.. pasti menyenangkan. Baik, bu!" kata Michi dengan girangnya.

Beberapa jam kemudian, Michi dengan kedua orang tuanya telah siap dan segera berangkat ke Pelabuhan Kodok. Pelabuhan itu khusus bagi hewan-hewan yang ingin pergi ke Pulau Kodok. Setelah berada di kapal, Michi memandangi lautan biru yang indah sambil memeluk erat bonekanya.

"Flory, bagaimana pendapatmu tentang lautan biru ini? Apakah mereka senang?" tanya Michi pada bonekanya. Tentu saja Flory tidak bisa menjawab, namun Michi yakin bahwa bonekanya ingin menjawab. Tak lama kemudian, ayah dan ibu Michi memanggilnya.
"Michii... ayo kesini ! Disini ada Paman Bebek Gober."
"Horee... Paman Gober !! Bagaimana keadaan Paman Gober? Apakah baik-baik saja? Dan apakah Paman kemari dengan cucu-cucu Paman?" tanya Michi dengan girangnya.

Lalu Paman Gober tersenyum dan menjawab,

"Michi, paman baik-baik saja. Ya, cucu-cucu paman sedang disini. Miko kucing... Jiji Jerapah... kemarilah ! ada Michi yang ingin bertemu dengan kalian." kata Paman Gober.
Setelah itu, Miko dan Jiji pun keluar dari dalam ruangan dan menyambut Michi.
"Michii... kita sudah lama tidak bertemu, ya !" kata mereka berdua.
"Ah, iya.. " jawab Michi.

Setelah itu, mereka berpelukan dengan terharunya.
"Teman-teman, bagaimana kalau kita bermain saja? " ajak Miko.
"Ide yang bagus ! Ayo main petak umpet ! " sambung Jiji.
"Baiklah, hom pim pah alai hom gambreng ! Yeeyy .. aku menang duluan..! " XD seru Michi.
"Ah, Michi beruntung sekali , yah! Ayo kita gunting batu kertasan!" ajak Jiji pada Miko.
"Gunting, batu, keer... tass !"
"Horee, aku menang dulu :D " kata Miko.
"Baiklah, aku yang kalah. Aku hitung ya... Satu.. dua.. tiga.. empat.."


Sambil Jiji menghitung, Michi dan Miko segera mencari tempat persembunyian. Michi bersembunyi di belakang pelampung kapal yang menggantung di tengah. Sedangkan Miko bersembunyi di dalam ruangan di balik kursi-kursi. Michi masih memegang erat boneka kesayangannya. Tiba-tiba, sekumpulan anak beruang datang mendekat Michi. Nampaknya, mereka tertarik dengan boneka Michi, dan meminjamnya untuk bermain.

"Hey, kau kelinci putih ! Berikan kami boneka itu ! Kami ingin memainkannya." perintah sekumpulan anak beruang itu dengan kasarnya.
Karena mereka berkata dengan kasar, Michi ketakutan dan menolak mereka untuk meminjamkannya.
"Tidak mau.. ini boneka kesayanganku... " kata Michi sambil memeluk erat bonekanya.
"Ayolah, berikan pada kami boneka itu !" hentak mereka.
"Tidak ! Saya tidak akan memberikan boneka ini padamu." jawab Michi.

Karena jengkelnya, sekumpulan anak beruang itu pun merebutnya, dan mereka buat Flory menjadi barang lempar-lemparan layaknya bola.

"Heii.. jangan dilempar boneka itu.. sini kembalikan ... ! "kata Michi.
"Hah?! Buat apa kita kembalikan? Boneka ini milik kita ..., ya kan teman-teman?"
"Hahaha dasar pecundang ! " ucap mereka semua.

Mendengar hal ini, Michi sangatlah sedih dan tersinggung pada ucapan mereka. Bahkan, karena mereka terlalu berlebihan, boneka Michi pun akhirnya jatuh ke dalam laut.

"Oh tidak, Florykuuu...! Mengapa kalian tega-teganya melemparkan boneka kesayanganku? Dia sahabat terindahku yang pernah ku punya." kata Michi dengan deruan air mata yang menetesi pipinya.
"Apa?? Boneka itu sahabatmu? Kau sudah gila ya, sampai boneka itu kau jadikan sebagai seorang sahabat? Hahaha.. malang sekali , kau ! " ejek mereka dengan perkataan yang sangat membuat Michi tidak nyaman. Mereka pun pergi meninggalkan Michi sendirian.
"Ya Allah, Michi sangatlah sedih... Mereka sangat jahat pada Michi. Apa yang harus Michi lakukan untuk mengambil boneka Michi lagi? "

Setelah itu, Jiji dan Miko yang dari tadi bingung akan keberadaan Michi dimana, akhirnya Miko melihatnya.

"Lihat , itu Michi ! Mengapa dia menangis, Ji? " kata Miko dengan menunjuk ke arah Michi.
"Entah, aku juga tak tahu.. ayo kesana ! " seru Miko.
"Michii... sedang apa kau disini? Mengapa kau menangis? dan dimana Flory? " tanya mereka keheranan.

Lalu, Michi menjelaskannya dengan air mata yang masih menetes.

"Tadi ada sekumpulan anak beruang yang jahat padaku. Mereka merebut bonekaku dan melemparkannya kian kemari hingga akhirnya Flory terjatuh di dalam laut..."
"Lalu, apakah kita masih bisa menyelamatkan Flory? " jawab Jiji.

Michi tak menjawab. Ia hanya memandang bonekanya yang berada dijauhan.

"Lihat, Flory mengapung disana... Ia sangat jauh dari posisi kita." jawab Miko.

Jiji yang melihat wajah Michi menjadi turut sedih. Flory pun sudah semakin tak terlihat, bahkan hilang. . .

Tiba-tiba dari kejauhan...


"Anak-anak!! Ayo kita turun. Kita sudah sampai.." kata Paman Gober ke tiga anak tersebut. Lalu Jiji, Michi, dan Miko datang ke Paman Gober dan orang tua Michi dengan wajah yang muram. Lalu, Jiji menceritakan semua pada mereka. Orang tua Michi dan Paman Gober pun sangatlah sedih pula mendengar apa yang telah terjadi. Sejak saat itulah, Michi menjadi pendiam dan sering menangis. Bagaimana tidak, liburan yang dinanti-nantikan Michi bersama keluarganya amat tidak berarti tanpa kehadiran Flory. Michi pun jadi tak bersemangat lagi.

*Beberapa hari kemudian.....*

Yap, pada hari itu Michi dan keluarga sudah di rumah. Kemarin mereka telah berpamitan pada keluarga Paman Gober.
Kring !! Michi, ohayou ! Michi, ohayou !
Nada dering jam alarm Michi berbunyi. Michi pun bangun. Ia langsung mengeluarkan selembar kertas dan pena. Lalu, ia membuat puisi tentang kerinduannya pada Flory. Rupanya, dalam mimpimya ia bertemu dengan Flory.

Dalam puisinya, tertulis lah semua ungkapan hati Michi, yang berjudul Flory.

*FLORY*

Flory...
Akankah kau disini?
Menemani hariku lagi?
Apa kau baik-baik saja?
Setelah bencana mengenai kita?

Flory...
Ku ingin kita bersama
Berbagi cerita canda dan tawa
Senyumanmu yang ceria
Tak pernah ku lupa
Sepanjang masa


Flory, apa ini hanya sementara?
Kita berpisah sementara ataukah selamanya?
Namun ku yakin
Suatu hari kita kan bertemu lagi
Apa kau mendengarkan laguku ini?
Lagu yang pernah kita nyanyikan bersama...
Di pinggiran pantai sampai matahari senja...

-- Flory, ku kan selalu mengenangmu --

Begitulah puisi Michi. Ia menatapi foto-foto bersama Flory. Betapa indahnya kenangan yang mereka lalui. Ibu Michi yang dari tadi memperhatikannya, menghampirinya dan menghibur Michi.

"Ibu.... Mengapa Michi masih menangis, ya? Tadi Michi lihat Flory, kok, di mimpi Michi... " kata Michi.

Ibu tersenyum dan mengusap air mata anaknya dengan menjawab ,

"Michi, itu artinya kau sangat merindukan Florymu. Ibu tahu betapa sedihnya kamu. Kau hanya melewati kerasnya lautan... Dimana lautan itu harus kau tempuh dan hadapi. Percayalah, bahwa suatu hari kau akan bersamanya lagi. Percayalah... " kata Ibu yang seperti malaikat putih bagi Michi. Michi pun jadi semakin yakin.
"Terima kasih, Ibu. Michi jadi merasa lebih baik. Ibu selalu mengerti apa yang Michi butuh." kata Michi sambil merangkul ibunya.
"Iya, Michi... ibu juga merasa senang jika kamu senang" jawab ibu dengan senyuman lebar di bibirya.

*Beberapa tahun kemudian.....*

Ada seorang nenek yang sangat lemah dan miskin. Nenek itu bernama Nek Ruru, seekor Rusa tua. Ia tinggal di dekat Lautan Kodok. Rumahnya pun sudah tak layak lagi dipakai.

Suatu pagi, Michi bermain skateboard. Yap, ia mempunyai hobi baru. Ia mengelingi taman yang sangat indah. Tak sengaja, Michi bertemu dengan nenek Rusa tua, yang terlihat sedih memandangi bunga-bunga aster. Ia pun mendekati nenek tersebut.

"Nek, apa Anda baik-baik saja? Bolehkah saya tahu tentang Nenek? " tanya Michi dengan suara pelan.
Nenek tersebut tersenyum dan berkata,
"Nenek sedang sedih. Ya, boleh. Nama Nenek adalah Nek Ruru. Rumah Nenek ada di dekat Lautan Kodok. Akan tetapi, sekarang sudah roboh. Nenek tinggal di dekat taman ini." jawab Nenek pada Michi.
"Nama saya Michi, Nek. Saya tinggal agak jauh dari taman ini. Apa yang Nenek sedihkan?" tanya Michi kembali.
Nenek itu pun tak menjawabnya dan menunjukkan pada Michi foto-fotonya saat ia masih muda dengan segerombolan bunga aster di sekitarnya.
Lalu Nenek berkata,
"Itu kisah Nenek. Nenek sangat menyukai bunga aster itu yang indah pemberian kekasih nenek. Bunga aster tersebut bukanlah bunga aster biasa, karena ia mengambilnya di puncak gunung yang sangat tinggi. Namun, sekarang bunga aster itu telah tiada. Seseorang telah iri pada nenek dan mencurinya. Kekasih Nek Ruru pun telah tiada. Ia sakit dan meninggal satu tahun yang lalu. Sekarang, Nenek tinggal sendiri, dan hanya bisa memandang bunga aster di taman ini. " jelas Nenek yang membuat Michi turut sedih.
Lalu Michi berkata, "Dulu aku mempunyai boneka yang sangat menghiburku, Nek. Namanya Flory. Bagiku ia bukanlah boneka yang biasa, tetapi luar biasa. Ia sahabatku, Nek... namun , saat berada di kapal menuju Pulau Kodok, ada segerombolan anak beruang yang merebut bonekaku. Mereka melemparkannya kian kemari, hingga akhirnya Flory terjatuh dan menghilang." kata Michi sedih.

"Bentar-bentar... sepertinya nenek pernah menemukan boneka di pinggiran Pulau Kodok, Michi..." kata Nenek sambil mengecek tas merah yang terlihat tua itu.
"Benarkah itu, Nek? Kuraharap yang nenek maksud adalah Flory."
"Ya, ya.. ini dia ! Baju boneka ini bertuliskan Flory..." kata Nenek dengan riangnya.
"Floryyyy!!!!!!!! Nek, apa aku sedang mimpi, Nek? coba cubit pipiku Nek.. apa aku sedang berada di dunia mimpi??" kata Michi tak percaya.
"Aaaaww.. sakit lah, Nek !" lanjutnya.
"Hehehe.. kan Nenek cuma nurutin perintahmu.." sahut Nenek.
"Ya Allah.... terimakasih. Kau telah mempertemukan ku lagi dengan Flory..:) " kata Michi dengan memeluk erat bonekanya.
Boneka itu terlihat masih terawat bahkan lebih indah, karena terdapat kalung bunga aster yang mengelilingi lehernya.
"Syukurlah, kalau kau sudah menemukannya. Boneka itu nenek temukan 2 minggu yang lalu di pinggiran Pulau Kodok dengan kondisi yang sangat buruk. Lalu, nenek perbaiki dan merawatnya. Rupanya bonekamu telah berjuang bertahan dari kerasnya lautan." kata Nenek.
Lalu, Michi terdiam. Ia teringat dengan apa yang dikatakan oleh ibunya kini lah benar, bahwa ia dan bonekanya hanyalah bertarung dengan kerasnya lautan. Michi pun senang dan memeluk Nek Ruru bersama bonekanya.
"Nek, terima kasih.. Kau telah menjaga baik bonekaku. Michi merasa sangaaat senang... Nek, Michi lebih senang lagi jika nenek tinggal bersama Michi. Orang tua Michi pasti senang dengan kehadiran Nenek dan Flory. Maukah Nenek tinggal bersama kami?" kata Michi.
"Nak, kau memang anak yang baik. Baiklah kalau Michi ingin begitu, Nenek akan menerimanya dengan senang hati." kata Nenek dengan senyuman lebarnya.
"Horeeee! Ayo, Nek ! Aku tunjukkan jalannya."girang Michi.

Sampai di rumah, Michi menceritakan semuanya kepada kedua orang tuanya.Mereka pun merasa berterimakasih pada Nek Ruru, yang telah merawat Flory dengan baik. Bahkan sejak saat itu, Michi kembali periang dan tidaklah murung lagi. Mereka pun tidak berkeberatan untuk menerima Nek Ruru tinggal bersama.

Sejak saat itu, Nek Ruru dan Michi sering bermain bersama Flory. Nek Ruru pun senang mengajari bagaimana cara berkebun. Mereka selalu berkebun setiap Minggu. Bagi Michi, Nek Ruru mengajarkannya pelajaran yang sangat penting tentang kepedulian kita terhadap alam. Ia mengajarinya bagaimana berkebun dengan benar, menyayangi tumbuhan layaknya Flory, menyiram dan memberi pupuk.

Sekian berjalan waktu, Nek Ruru jatuh sakit. Ia dirawat di rumah sakit untuk para hewan. Michi pun sangat sedih dengan keadaan Nek Ruru. Ia juga berdo'a agar Nenek cepat sembuh.
"Nek, apa yang harus Michi lakukan agar Nenek bisa tetap senang?" tanya Michi pada Nek Ruru yang terbaring lemah. Sang Nenek tersenyum dan menjawab,
"Kau pasti tahu jawabannya nanti," dengan suara serak.

Nek Ruru pun melihat segelas air disampingnya. Ia ingin menyiramnya sendiri bunga aster yang berada di luar ruang lewat jendela.
"Nek, biar Michi saja yang menyiramnya..." gemetar Michi.
"Jangan, Michi... Nenek ingin melakukannya sendiri, mungkin untuk terakhir kalinya." jawab Nenek yang membawa segelas air itu ke luar ruangan.
Setelah menyiram, nenek berkata, "Bunga itu akan bersinar, setelah kita memberinya kepedulian." kata Sang Nenek.
Michi terpukau. Ia juga sudah mengerti jawabannya, bahwa ia harus peduli pada lingkungan untuk membuat Nek Ruru senang. Lalu, mereka kembali ke tempat mereka lagi.
"Nek, terimakasih karena kau telah mengajariku banyak hal." kata Michi.

Nenek tersenyum dan meneteskan air mata.
"Michi.. jadilah kelinci kecil nenek yang selalu riang, ramah, dan tabah." kata Nenek.
Setelah itu, nenek menutup matanya. Tak lama kemudian, Michi menyadari bahwa itulah kata-kata terakhir Nenek yang ia dengar.
"Nenek..? Nek Ruru..? Nek...?" panggil Michi berulang-ulang.

Si Dokter Bon Bon yang dari tadi melihat dan mendengarkan pembicaraan mereka menjelaskan pada Michi bahwa neneknya telah meninggal. Setelah dokter berkata begitu, Michi sangaaaat sedih... ia tak bisa percaya bahwa kata-kata indahnya tersebut berakhir kesedihan. Michi pun memeluk erat Nek Ruru, dan membisikkan padanya, "Nek, Michi sangat sayang pada Nenek."

Segeralah dokter memberi tahu keluarga Michi dan perawat lainnya. Setelah mendengar perkataan dokter, orang tua Michi juga sangat sedih. Mereka berturut berduka cita atas kepergian Nenek Ruru. Perlahan tapi pasti, Ibu Michi mendekatinya.
"Michi,meskipun Nenek Ruru telah tiada, ingatlah selalu perkataan indahnya padamu." kata Ibu.
"Iiibu..."jawab Michi dengan setetes air mata dan pelukan hangat ibu membelainya.
Michi pun bangkit, dan tak ingin lama bersedih. Ia yakin bahwa Nenek telah menjadi cahaya di musim semi dari bunga-bunga aster yang disiramnya.

"Ya. Dia telah menjadi cahaya. Terima kasih Nek Ruru :'( " kata Michi di hatinya yang dalam.




>>-------------------The End--------------------<<by : Alsy Taqiya Herasafitri.

#gomenne kalau terlalu aneh , wkwk.. saya buat blog ini harena pada pertamanya, guru bahasa Indonesia saya menyuruh saya dan teman-teman saya membuat blog yang isinya karya cipta cerpen seperti ini . :D

Boneka Kesayangan Michi o(^▽^)o

Author : Alsy Taqiya Comments : 0

- Copyright © Sekai no Himitsu~ - Alsy Taqiya - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -